Makanan Khas Aceh Kartun

Makanan Khas Aceh Kartun

Makanan Khas Aceh yang Wajib Dicoba

Mengutip dari buku Masakan Aceh, ciri khas makanan Aceh sering menambahkan belimbing sayur untuk olahan ikan laut.

Tujuannya adalah untuk menambahkan rasa segar dan mengurangi bau amis ikan.

Selain itu, campuran rempah seperti cengkeh, lawang, kapulaga, pala, kayu manis dan akar manis juga kerap kali digunakan untuk menambah kelezatan makanan.

Berikut rekomendasi makanan khas Aceh yang pastinya mengundang selera Moms dan Dads.

Foto: Kuah Pliek (Goethe.de)

Ini adalah makanan khas Aceh yang paling disukai masyarakatnya terutama yang berada di daerah Timur Aceh, Aceh Pidie dan sekitarnya.

Bahan utama dari kuah pliek ini adalah pliek u, yaitu sisa perahan kelapa pada pembuatan minyak kelapa, namun bukan melalui pemanasan, tetapi melalui fermentasi.

Ciri makanan khas Aceh ini adalah pencampuran berbagai sayuran yang telah dipotong kecil-kecil termasuk cabai hijau.

Jadi, bila Moms dan Dads pecinta makanan pedas, Kuah Pliek ini wajib Moms dan Dads coba.

Foto: Asam Keueng (Instagram.com/maguen.kuliner)

Makanan khas Aceh ini dapat ditemui secara mudah di warung-warung Aceh.

Kuah Asam Keueng ini merupakan masakan ikan.

Biasanya orang-orang Aceh menggunakan ikan tongkol, lele atau lainnya, yang diolah dengan rasa khas Asam Keueng.

Asam yang digunakan adalah asam sunti, yaitu asam yang dibuat dair buah belimbing wuluh yang sudah dikeringkan.

Baca Juga: 10 Makanan Khas Banyumas yang Terkenal, Terbukti Lezatnya!

Foto: Masak Mirah (Cookpad.com/w.anggraeni)

Masak mirah merupakan makanan khas Aceh yang banyak ditemukan di pesta perkawinan atau kenduri lainnya.

Bahkan pada hari menyambut bulan puasa atau menjelang Ramadan.

Pada hari itu, masyarakat Aceh pasti akan membeli daging lembu atau kerbau yang dimasak sebagia pertanda puasa akan tiba.

Bila Moms dan Dads datang ke Aceh pada waktu puasa, pasti akan mencium aroma masakan daging hampir di seluruh rumah.

Masak Mirah yang menggunakan daging sapi atau kerbau atau juga ayam kampung ini pakai bubuk cabai merah yang sudah dikeringkan terlebih dahulu.

Sehingga, warna khas masakan itu terlihat dan pasti akan menambah selera makan.

Foto: Masak Puteh (Budaya-indonesia.org)

Makanan khas Aceh yaitu Masak Puteh juga menggunakan daging sapi atau lembu. Tapi, tak jarang bebek pun digunakan.

Masakan ini tidak pakai cabai, tetapi sebagai penambah rasa pedas digunakan lada serta kapulaga.

Uniknya, masakan ini tidak boleh menggunakan kelapa ginseng merah tetapi harus kelapa ginseng putih serta semua bumbu harus digiling halus.

Foto: Sie Itek (Acehtrend.com)

Sie Itek atau daging bebek juga banyak ditemukan di Kota Banda Aceh sebagai masakan khas Aceh untuk dijadikan menu makan malam.

Sie Itek merupakan hidangan daging yang dilumuri kuah kari kental.

Makanan ini memiliki cita rasa gurih dari santan dan kelapa, serta kaya rempat dan sedikit pedas.

Baca Juga: 9 Resep Ayam Betutu Khas Bali, Rempah dan Aromanya Kuat!

Foto: Sie Ruboh (Cookpad.com)

Sie Reuboh ini makanan khas Aceh Besar. Sie Reuboh dibuat dari daging sapi yang telah diawetkan dengan cara direbus pakai cuka terlebih dahulu.

Rebusan daging ini bisa memakan waktu lama, setelah itu dagingnya dimasak kembali atau digoreng sesuai selera Moms dan Dads.

Sie Reuboh ini dapat bertahan hampir 1 tahun, lho.

Orang Aceh Besar yang merantau biasanya setiap tahun menerima kiriman Sie Reuboh dari keluarganya.

Foto: Eungkot Paya (Cookpad.com/w.anggraeni)

Makanan khas Aceh selanjutnya berasal dari ikan payau dengan menggunakan bumbu khas.

Ini juga banyak ditemukan di daerah Aceh Besar. Makanan ini memiliki cita rasa pedas dan manis.

Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan, jantung pisang, buah kecombrang, santan kental, dan aneka rempah-rempah.

Masakan ini didominasi bumbu kelapa gongseng dan ketumbar ditambah daun salam koja dan serai.

Eungkot paya berarti ikan payau.

Bahan baku utamanya adalah salah satu jenis ikan yang biasa hidup di sungai atau rawa-rawa air tawar.

Biasanya, memakai ikan gabus atau dalam bahasa Aceh disebut eungkot bache.

Selain itu, ada juga yang memakai ikan lele dan ikan sepat sebagai bahan baku utama.

Foto: Gulee Keumamah (Cookpad.com/cook_17993911)

Gulee Keumamah ini adalah ikan tongkol yang sudah diawetkan secara pemanasan.

Selain Keumamah, juga dikenal sebagai ikan kayu karena memang mirip dengan kayu kalau Moms dan Dads perhatikan.

Gulee Keumamah ini memiliki rasa yang gurih, sedikit asam, dan kaya rasa karena menggunakan banyak bumbu dalam masakannya.

Makanan yang satu ini pastinya sangat cocok dihidangkan bersama nasi hangat.

Baca Juga: 16 Makanan Khas Cilacap Jawa Tengah yang Bikin Ngiler!

Foto: Asam Drien (Cookpad.com/mama Vina)

Makanan khas Aceh ini hanya ditemukan di daerah Aceh Barat Selatan.

Asam Drien dikenal juga dengan tempoyan karena memang sangat disukai oleh masyarakat Aceh Barat Selatan.

Foto: Asam Udeueng (Instagram.com/rumahpieanda)

Asam Udeung (udang), ini biasanya dibuat seperti sambal.

Udang sungai atau udang laut yang sudah direbus terlebih dahulu kemudian digiling menggunakan cabai dan menggunakan asam belimbing wuluh (boh limeng) yang masih segar.

Belimbing yang masih segar ini adalah ciri khas dari asam udeung.

Biasanya menjadi menu pada saat orang Aceh berladang.

Baca Juga: 14 Objek Wisata Banda Aceh, Rekomendasi Terbaik untuk Liburan

Tumeh Engkot Muloh

Foto: Tumeh Engkot Muloh (Cookpad.com/dapuemamak)

Nah, Tumeh Engkot Muloh ini makanan khas Aceh utara dan sekitarnya.

Pada daerah tersebut, hidangan ini menjadi utama ketika ada pesta perkawinan.

Bahkan, masakan daging tidak ada bila menu utama Engkot Muloh hadir, Moms.

Ayam Tangkap beberapa tahun terakhir menjadi menu populer di Aceh.

good afternoon safe activity before waiting for the night to arrive a little sharing about the symbol of aceh pinto is typical of Aceh and became a history of aceh which is phenomenal from the past until now JEWELRY is agood afternoon safe activity before waiting for the night to arrive a little sharing about the symbol of aceh pinto is typical of Aceh and became a history of aceh which is phenomenal from the past until now traditional Aceh patterned leontin called Pinto Aceh (Pintu Aceh). This motif is only one of hundreds of traditional jewelry motifs of Aceh.

Now this motive other than there are still handmade gold craftsman, there is also mass production, and many sold as souvenirs that many devotees.

Souvenirs of these brooches range from men and women, of course imitation. Usually "pinto Aceh" is not only in leontin but also there are dresses, knick-knacks, and the smell of aceh typical.

Since the first motif inipun already famous. Since childhood there are quite a lot of mothers in Aceh who use this Pintu Aceh motif as a pendant. Many are amazed by the carvings, full of complicated dives.

At a glance, the story of this motif comes from the door of the traditional house of Aceh. Not enough information just that. From googling results found the following facts.

This motif was created in 1935 by Mahmud Ibrahim, gold craftsman from Blang Oi. Because of his expertise in making jewelry he called people with Utoh Mud. Utoh Mud obtained an official certificate of his skills from the Dutch government in Kutaraja (Banda Aceh) in 1926.

At that time he only made one type of jewelry with Pinto Aceh motif, namely brooch. Now there is a ring, leontin and bun with variations of this Pinto Aceh motif.

Pinto Aceh is slim with bars decorated with a flower motif plus a complement with tassels along both sides. Pinto Aceh design is obtained from the monument of the young Sultan Iskandar relic named Pinto Khob.

The monument is now in the vicinity of the recreation park, located on the river (krueng) Daroy, reputedly used as the back door of the palace of the Special Palace of Aceh for the entry of the empress of Sultan Iskandarmuda and his ladies if the empress headed to the banks of the river to bathe.

Now the park is named Tanian Putroe Phang (Taman Putri Pahang), the name of the empress, from the design of the small gate of Door Khob that is taken motif for jewelry called Pinto Aceh.

DailySports.ID - Makanan khas Aceh banyak yang terkenal di daerah lain seperti ayam tangkap dan mie Aceh. Akan tetapi Aceh memang dikenal sebagai daerah yang memiliki variasi Makanan sangat unik dengan rempah yang sangat kuat. Sudah sewajarnya apabila Makanan Aceh menjadi favorit di berbagai daerah.

Bahkan disebut juga bahwa Aceh menjadi tempat persinggahan bagi para pedagang Eropa, Cina, India dan Arab. Banyak rempah-rempah yang digunakan untuk memasak makanan khas kota Aceh. Sehingga membuat cita rasanya sangat kuat dan lezat.

Ada banyak sekali kuliner khas Aceh yang bisa menggugah selera. Memang tidak hanya terkenal dengan tarian Aceh saja. Melainkan ada banyak makanan yang bisa kamu coba dengan cita rasa yang unik dan berbeda, seperti deretan makanan khas berikut ini:

Deretan makanan khas Aceh paling populer pertama yaitu mie Aceh. Ini menjadi icon khas yang paling tersohor. Ada dua varian yang disajikan, seperti mie goreng dan kuah. Pada biasanya dilengkapi dengan beberapa pilihan topping seperti daging sapi, kepiting atau seafood.

Sie Reuboh-promediateknologi-

Ini adalah warisan kuliner khas Aceh besar sejak peninggalan kerajaan Aceh. Cita rasanya sangat khas dan berbeda dengan makanan kuah lainnya. Sie Reuboh terbuat dari daging sapi rebus yang dibumbui dengan rempah-rempah khusus. Daging sapinya sangat empuk dan enak.

Bubur Kanji Rumbi-youtube @DarwatiAGani-nn6by-

Makanan khas Aceh selanjutnya yaitu Bubur Kanji Rumbi. Pada biasanya makanan ini bisa dijumpai ketika bulan Ramadan. Bahan utamanya yaitu beras pulan yang ditumbuk kemudian direbus menggunakan rempah khas Aceh. Ini adalah makanan unik khas Aceh yang wajib kamu cicipi.

Dendeng Aceh-youtube @nirmalachannel5811-

Dendeng Aceh memang berbeda dengan makanan khas Jawa Tengah, dikarenakan Dendeng dari Aceh ini terbuat dari daging Rusa yang sudah diolah sampai kering. Rasanya sangat gurih, menggoda dan banyak para masyarakat Aceh yang menjadikan makanan ini sebagai kuliner yang terpopuler.

Tasak Telu-tribunnews-

Tasak Telu dikenal sebagai makanan khas Aceh Tenggara yang berbahan dasar dari daging bebek yang sudah direbus menggunakan rempah-rempah. Sehingga memberikan rasa dan aroma yang khas. Ciri dari Tasak Telu yaitu tekstur dari daging bebeknya lembek, sehingga lebih mudah dikunyah.

Rujak Samalanga-lintasnasional-

Rujak Samalanga pada awalnya dikenal sebagai makanan khas Jawa Timur. Akan tetapi pada kenyataannya ternyata rujak Samalanga ini berasal dari Aceh. Komposisi rujak Samalanga menggunakan buah-buahan seperti pada rujak pada umumnya.

Akan tetapi bumbu yang digunakan terasa manis, asam dan pedas seimbang. Hal inilah yang membuat rasa dari rujak Samalanga ini sangat menggugah selera. Terlebih lagi saat dinikmati di cuaca yang sangat panas.

sambal ganja aceh-detik-

walaupun dinamakan sebagai sambal ganja, akan tetapi makanan khas Aceh Sambal Ganja tidak menggunakan bahan ganja. Mengapa dinamakan sebagai sambal ganja? Karena untuk sambal khas Aceh ini bisa membuat siapapun yang mencicipi merasa ketagihan.

Mie Jalak Sabang-kompas tv-

Sebagai makanan khas Aceh, mie Jalak Sabang ini mempunyai tekstur yang sangat kenyal, kemudian disajikan menggunakan kaldu yang gurih, dilengkapi dengan toping telur rebus, potongan daging dan tauge.

Kuah Beulangong-kemdikbud-

Selain lagu daerah Aceh yang terkenal, kulinernya pun juga tidak kalah, seperti kuah Beulangong. Ini adalah menu yang harus kamu rasakan pada saat berkunjung di Aceh. Bahan dasarnya yaitu daging sapi atau daging kambing yang dimasak menggunakan sayur nangka atau belangan.

nasi gurih aceh-youtube @domobramantyo-

Nasi gurih dikenal sebagai makanan khas betawi yang disebut sebagai nasi uduk. Akan tetapi nasi gurih yang ada di Aceh ini sedikit berbeda. Khususnya untuk rempah-rempah yang digunakan. Nasi gurih khas Aceh menggunakan lauk-lauk seperti ikan lado, telur dadar, ikan goreng dan yang lainnya.

Pacri Nanas-youtube @Dapurmamabila-

Sesuai dengan namanya bahwa Pacri Nanas ini menggunakan bahan dasar nanas yang dibumbui dengan kayu manis, merica, bunga lawang, kapulaga, cengkeh, bawang, dan cabai merah. Tampilannya cukup menarik, akan tetapi cita rasa sangat lezat dan unik.

meuseukat aceh-goodnewsfromindonesia-

Jika dilihat dari segi tampilan bentuk dan tekstur, Meuseukat ini hampir sama seperti dodol. Bahan dasarnya terbuat dari buah nanas dan tepung. Sayangnya, kuliner tradisional Aceh ini cukup sulit ditemukan dan hanya bisa dijumpai di beberapa daerah tertentu.

Bohromrom aceh-idntimes-

Bohromrom adalah kue tradisional khas Aceh dari bahan tepung ketan yang dibaluri dengan kelapa parut. Jika dilihat sekilas, Bohromrom ini hampir sama seperti klepon. Rasa dan penyajiannya pun juga mirip.

Hal yang membedakan untuk warna Bohromrom ini tidak sehijau seperti klepon dan warnanya cenderung kecoklatan.

Kembang Loyang-kapanlagi-

Sebenarnya kembang loyang ini banyak dijumpai di beberapa daerah tertentu, seperti makanan khas Jawa Barat. Hanya saja kembang loyang ini berasal dari Aceh. Pada biasanya kembang loyang disajikan ketika ada perayaan atau hajatan tertentu di masyarakat Aceh.

Jadah Lemang-kapanlagi-

Jadah Lemang memiliki bahan dasar dari santan kelapa dan beras ketan. Ini adalah makanan khas Aceh yang cukup populer. Rasanya gurih, karena Jadah Lemang menggunakan bambu untuk menambah cita rasa.

Jadah Lemang bisa dipadukan dengan rendang dan makanan ini seringkali dijumpai ketika perayaan hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.

Lepat-youtube @anekaresepsimpel3482-

Sebagai daerah yang terkenal dengan berbagai budaya seperti senjata tradisional Aceh, tarian, lagu daerah dan yang lainnya, Aceh juga menyimpan beragam makanan khas yang siap menggoda lidah, termasuk Lepat. Bahan dasarnya yaitu tepung ketan yang dipadukan dengan gula merah.

Lalu dibungkus menggunakan daun pisang dengan taburan kelapa parut oseng di bagian tengahnya. Lepat dikenal sebagai makanan khas daerah Aceh yang sering dijumpai ketika perayaan masyarakat Gayo.

ayam tangkap aceh-masakapahariini-

Ayam tangkap terbuat dari potongan ayam yang sudah digoreng. Ciri khas yang bisa dijumpai dari makanan Aceh ini yaitu adanya cabe hijau dan daun teumura yang sudah di oseng bersama dengan ayam. Setelah itu ditaburi bawang goreng dan memberikan sensasi yang berbeda.

Kuah Pliek U-pasaiaceh-

Ini adalah makanan berkuah yang berisi sayuran dengan filosofi yang sangat mendalam. Kuah Plieku adalah sebuah lambang dari eratnya kekerabatan maupun keberagaman masyarakat Aceh yang telah disatukan di sebuah kuali besar.

sate matang aceh-detik-

Makanan khas yang bisa dijumpai di Aceh yaitu sate Matang. Makanan Aceh ini memiliki bahan dasar daging kambing atau sapi yang diungkep menggunakan bumbu khas Aceh, lalu dibakar. Penyajian dari sate matang ini dilengkapi dengan kuah soto yang sangat gurih.

Ungkot Kemamah-fimela-

Makanan khas Aceh seperti Ungkot Kemamah terbuat dari bahan ikan tuna yang direbus, lalu dikeringkan. Pengolahannya menggunakan kentang, santan kelapa, cabai hijau, dan juga beragam bumbu rempah, sehingga untuk rasa yang dihasilkan sangat menggoda lidah.

Kuah Sie itek-fimela-

Jika kamu adalah penggila kuliner daging itik, maka ini adalah rekomendasi yang wajib kamu coba. Berbeda dengan kuliner lainnya yang berbahan itik. Ini adalah kuliner khas Aceh dengan resep yang dibumbui rempah-rempah khusus, sehingga rasanya benar-benar berbeda.

Makanan khas Aceh bisa dijumpai dengan mudah di beberapa warung di daerah Aceh. Pada biasanya orang Aceh akan menggunakan rempah-rempah yang lebih banyak agar menghasilkan cita rasa yang sangat kuat dan gurih.

Aceh adalah provinsi di ujung Barat wilayah Indonesia yang dikenal sebagai pusat persinggahan pedagang dari India, Arab, Cina, dan Eropa. Tidak heran jika makanan khas Aceh kaya akan cita rasa rempahnya.

Bagi Anda yang berencana untuk keliling Aceh, makanan tradisional Aceh sering kali menjadi pilihan populer di kalangan wisatawan, terutama bagi pecinta kuliner.

Penasaran apa saja makanan khas Aceh yang paling menarik? Simak di bawah ini.

Motif dan Makna Dibalik Motif Pinto Khob atau Pinto Aceh

Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Talinda Arini Fitrah pada tahun 2021, menjelaskan tentang makna dibalik motif Pinto Aceh yang mana motif Pinto Aceh banyak mengandung unsur-unsur flora dan fauna:

Seiring waktu, motif Pinto Aceh tidak hanya terdapat di perhiasan bros, namun sudah merambat ke perhiasan-perhiasan lainnya. Bahkan kini, motif Pinto Aceh sering kita jumpai pada barang berbahan dasar kain seperti baju, tas, sarung dan lainnya.

Sehingga motif Pinto Aceh sangat mewakili Aceh, apabila tas tersebut memiliki motif Pinto Aceh, orang-orang akan menyebut tas tersebut dengan “Tas Aceh”.

Baca Juga : Seurune Kalee, Alat Musik Tiup Tradisional Aceh

Demikian pula, motif Pinto Aceh yang sangat sudah melekat dengan Aceh, sekarang ini banyak ukiran ukiran Pinto Aceh di jalanan kota di Aceh seperti di pilar-pilar jembatan, tiang lampu ukiran motif Pinto Aceh dan lain sebagainya.

Pada tahun 2022, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan bahwa 5 jenis karya seni tradisional Aceh tak benda yang menjadi warisan budaya Indonesia.

Kelima bentuk karya seni tradisional Aceh tak benda tersebut, salah satunya adalah perhiasan Pinto Aceh.

Tumeh Engkot Muloh

Rekomendasi makanan khas Aceh yang terakhir adalah tumeh engkot muloh. Hidangan dari olahan ikan ini biasanya menggunakan ikan kakap atau ikan baronang yang dimarinasi dengan bumbu rempah, seperti kunyit, serai, bawang putih, dan cabai.

Tumeh engkot muloh memiliki rasa pedas, gurih, dan sedikit asam dengan tekstur ikan yang lembut serta juicy. Makanan asal Aceh ini sangat populer di kalangan wisatawan karena kelezatan dan keunikan rasanya yang khas.

Itulah beberapa rekomendasi makanan khas Aceh yang bisa Anda coba saat berwisata ke daerah Serambi Makkah ini. Keragaman wisata kulinernya tentu akan memanjakan lidah Anda selama liburan.

Saat berwisata kuliner, jangan lupa untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih. Untuk itu, pastikan #AQUADULU dengan selalu membawa AQUA 600 ml di dalam tas. Ukurannya yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil membuatnya praktis dibawa ketika berlibur.

Kualitas air AQUA juga telah terjamin dengan kandungan mineral murni dan terjaga keasliannya. Tidak semua air itu AQUA, lho. Air mineral AQUA diproses dari 19 pegunungan terpilih di Indonesia untuk memberikan kualitas terbaik.

Diambil dari sumber yang terdalam dan dilindungi dengan lapisan pelindung, AQUA bebas dari pencemaran serta aman dikonsumsi. Inilah yang membuat AQUA terasa dingin alami meski tidak didinginkan.

Jadi, jangan lupa minum AQUA DULU untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh saat berwisata. AQUA produk asli Indonesia yang sudah bersertifikat Halal, BPOM, dan SNI. AQUA 100% Murni, 100% Indonesia, dan 100% Halal.

Baca juga: 11 Makanan Manis Indonesia yang Lezat dan Legit, Pasti Suka!

Keumamah merupakan makanan khas Aceh yang memanfaatkan ikan tongkol atau tuna yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Proses pengeringan ini menghasilkan tekstur kering dan warna kehitaman seperti kayu pada ikan. Biasanya, ikan yang digunakan telah melalui proses perebusan, pengasapan, dan penjemuran sebelum diolah lebih lanjut.

Keumamah biasanya diolah dengan tambahan tepung terigu atau tanpa tambahan tersebut. Sebelum disantap, keumamah akan diolah kembali dengan bumbu dan bahan lainnya untuk meningkatkan rasanya.

Sie Reuboh merupakan makanan khas Aceh Besar yang berbahan dasar daging, seringkali menggunakan daging sapi. Makanan ini dibumbui dengan cuka dan rempah-rempah khas Aceh. Sie Reuboh biasanya disajikan sebagai lauk sehari-hari oleh masyarakat Aceh Besar dan menjadi hidangan khas saat momen Meugang, terutama selama bulan puasa.

Eungkot Paya adalah makanan khas Aceh Besar yang memiliki cita rasa unik karena banyaknya rempah yang digunakan. Biasanya, makanan ini menggunakan ikan jenis yang hidup di sungai atau rawa air tawar, sering disebut sebagai ikan payau.

Cita rasa Eungkot Paya berasal dari campuran rempah-rempah seperti ketumbar sangrai dan kelapa sangrai yang ditumbuk halus. Proses memasaknya melibatkan berbagai bumbu khas Aceh seperti bumbu kelapa gongseng, santan, ketumbar, daun salam koja, dan serai untuk menciptakan rasa pedas dan asam yang khas.

Mi Aceh merupakan salah satu makanan khas yang telah dikenal di seluruh Indonesia. Makanan ini menggabungkan pengaruh budaya dari India dan China. Mi sebagai bahan dasarnya berasal dari tradisi kuliner China, sedangkan bumbu kuahnya mendapat inspirasi dari rempah-rempah khas India.

Mi Aceh dapat disajikan dalam bentuk mi goreng atau mi berkuah, dengan variasi isi seperti cumi, udang, atau daging. Penyajiannya biasanya dilengkapi dengan irisan bawang merah, timun, dan bawang goreng untuk menambah cita rasa.

Nasi gurih merupakan nasi yang dimasak dengan santan, mirip dengan nasi uduk. Namun, keunikan nasi gurih terletak pada penyajiannya yang disertai dengan ayam tangkap khas Aceh. Hidangan ini juga dilengkapi dengan irisan timun, tempe goreng, daun kemangi, sambal belacan, dan bawang goreng, memberikan kombinasi rasa yang kaya dan lezat.

Kami mohon maaf atas kebingungannya, tetapi kami tidak bisa tahu apakah Anda adalah seseorang atau skrip.

Centang kotak ini dan kami akan berhenti menghalangi Anda.

Cendera mata yang sering dijadikan buah tangan oleh turis yang berkunjung ke Aceh, salah satunya adalah sesuatu yang menggunakan Pinto Aceh, baik perhiasan, aksesoris, baju, dan masih banyak lagi.

Motif ini adalah motif yang sangat diminati oleh masyarakat Aceh. Sehingga banyak barang ataupun aksesoris dengan motif ini yang mudah untuk dijumpai di Aceh.

Terinspirasi dari Monumen Pinto Khob Peninggalan Iskandar Muda

Awalnya, motif Pinto Aceh didesain oleh salah satu pengrajin emas yang berasal dari desa Blang Oi pada tahun 1953 yang bernama Mahmud Ibrahim.

Pada saat itu, Mahmud Ibrahim hanya membuat satu jenis perhiasan dengan motif ini yaitu bros atau pin.

Sebelumnya pada tahun 1926, Mahmud Ibrahim telah menerima sertifikat resmi atas keterampilannya dalam membuat perhiasan dari pemerintah Belanda pada penyelenggaraan pasar malam di Banda Aceh (Kutaradja).

Baca Juga : Tari Seudati dan Semangat Perjuangan Aceh

Dampak yang dialami setelah mendapatkan prestasi tersebut, membuat nama Mahmud Ibrahim menjadi terkenal ke seluruh Aceh.

Desain Pinto Aceh terinspirasi oleh monumen peninggalan Sultan Iskandar Muda yang bernama Pintu Khob.

Pintu Khob merupakan gerbang penghubung antara Taman Sari dengan Krueng Daroy, yang selalu dilewati oleh putri Kesultanan Aceh Darussalam dan para dayangnya ketika hendak pergi mandi di Krueng Daroy.

Pintu gerbang tersebut dibuat khusus oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya.

Monumen Pintu Khop yang sekarang masih dapat ditemui ini berada di sekitar taman rekreasi  yang terletak di tepi Krueng Daroy. Taman ini sekarang bernama Taman Putroe Phang.

Aceh sering disebut sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India, dan Arab. Maka, tak heran makanan khas Aceh kaya akan rempah-rempah.

Menurut situs resmi Provinsi Aceh, ragam makanan khas Aceh amat sangat memanjakan lidah.

Meskipun gaya hidup saat ini serba instan dan memiliki kontribusi hilangnya warisan budaya seperti kuliner.

Mungkin, Moms tak lagi asing dengan mie Aceh. Namun, hidangan khas Serambi Mekah ini tak hanya mie Aceh, Moms.

Ada begitu banyak makanan khas yang wajib Moms coba jika bertandang ke Aceh.

Baca Juga: 20 Rekomendasi Makanan Khas Sulawesi, Enak Banget!

Rekomendasi Makanan Khas Aceh Terpopuler

Ragam kuliner Aceh terkenal sangat memanjakan lidah. Tidak hanya mi Aceh, berikut ini adalah beberapa makanan khas Aceh yang wajib Anda coba saat berkunjung ke sana.

Rekomendasi makanan khas Aceh yang pertama adalah asam keueng. Hidangan ikan ini memiliki cita rasa kuah asam yang segar. Masyarakat Aceh biasanya membuat asam keueng   menggunakan ikan tongkol, kerapu, atau lele yang dimasak bersama bumbu rempah khas Aceh.

Kuahnya yang berwarna kekuningan berasal dari campuran kunyit, asam sunti (asam  dari belimbing wuluh yang dikeringkan), dan rempah-rempah lainnya. Maka dari itu, makanan asal  Aceh ini memiliki kombinasi rasa asam, pedas, dan sedikit manis yang menyegarkan di lidah.

Selain olahan masakan, Anda juga perlu mencoba makanan manis khas Aceh, yaitu  kue timphan. Kue ini terbuat dari tepung ketan, pisang, dan santan yang kemudian di dalamnya  diisi dengan campuran kelapa parut serta gula.

Proses pembuatannya cukup unik di mana adonan tepung ketan dicampur dengan santan hingga kalis, lalu dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus hingga matang. Kue timphan memiliki tekstur kenyal, rasa manis yang pas, serta aroma harum dari daun pisang.

Hidangan ikan yang menjadi makanan khas daerah Aceh berikutnya adalah eungkot paya. Proses pengolahannya, yaitu ikan air payau akan dipanggang terlebih dahulu untuk memberikan aroma yang khas, lalu dimasak dengan kuah santan dan bumbu rempah khas Aceh.

Bumbu rempah-rempah yang digunakan adalah serai, daun jeruk, lengkuas,  cabai kecil, dan cabai merah. Eungkot paya biasanya disajikan dengan nasi putih dan dilengkapi sayuran segar atau lalapan.

Baca juga: 10 Makanan Khas Sumatera yang Lezat dan Menggoyang Lidah

Jika bosan dengan varian martabak biasa, cobalah sekali-kali mencicipi martabak Aceh. Berbeda dari martabak pada umumnya, makanan khas Aceh ini menggunakan adonan yang lebih tebal dengan bumbu khas, seperti jinten, ketumbar, dan cabai.

Isian martabak Aceh biasanya terdiri dari daging cincang, telur, bawang bombay, dan daun bawang yang kemudian digoreng hingga matang sempurna. Martabak Aceh memiliki rasa lebih kuat dengan tekstur yang renyah di luar namun lembut di dalam.

Wisata kuliner Aceh tidak lengkap jika Anda belum mencoba  ayam tangkap, yaitu sajian ayam goreng dengan rempah daun kari, daun pandan, dan potongan cabai hijau. Biasanya, ayam akan dipotong kecil-kecil, lalu dimarinasi dengan bumbu khas Aceh sebelum digoreng hingga matang dan renyah.

Daun kari dan daun pandan yang digoreng bersama ayam memberikan aroma khas serta tambahan rasa gurih. Ayam tangkap cocok sebagai menu sarapan pagi karena sering dihidangkan dengan nasi putih hangat dan sambal terasi  yang menggugah selera.

Kuah Pliek merupakan makanan tradisional yang populer di daerah Timur Aceh, Aceh Pidie, dan sekitarnya. Sup khas Aceh ini terbuat dari campuran sayuran, kelapa tua, dan bumbu rempah.

Bahan utama pembuatan kuah pliek adalah pliek u, yaitu kelapa yang telah difermentasi dan dikeringkan sehingga memberikan cita rasa khas serta tekstur sedikit kental.

Kuah pliek biasanya berisi berbagai jenis sayuran seperti daun singkong, kacang panjang, labu, dan terong yang dimasak dalam kuah santan.

Selanjutnya, makanan khas Aceh yang tidak boleh ketinggalan  adalah gulee keumamah. Kari ikan tongkol ini dimasak dengan santan dan bumbu rempah.

Sebelum diolah menjadi keumamah, ikan tongkol akan dikeringkan terlebih dahulu, kemudian dimasak dalam kuah kari kental berbumbu.

Bumbu yang digunakan terdiri dari serai, daun salam, lengkuas, kunyit, dan cabai sehingga menciptakan rasa  kuat dengan aroma  menggoda. Makanan tradisional Aceh  ini memiliki tekstur ikan yang empuk dan sedikit kering dengan kuah kari gurih serta pedas.

Baca juga: 9 Makanan Khas Daerah di Indonesia, Lezat dan Kaya Rasa!

Masak mirah adalah olahan daging sapi yang dimasak dengan bumbu merah khas Aceh. Sebelum dimasak hingga empuk, potongan daging sapi akan dimarinasi dengan bumbu  rempah, seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit.

Kuahnya yang merah serta kental berasal dari cabai dan rempah-rempah yang dihaluskan. Masak mirah biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan lalapan. Makanan asal Aceh ini juga sering menjadi pilihan utama saat acara-acara besar atau perayaan keluarga di Aceh.

Salah satu makanan asal Aceh yang tidak kalah populer adalah sie itek. Olahan daging itik ini biasanya dipotong kecil-kecil, kemudian dimarinasi dengan bumbu rempah seperti kunyit, serai, daun jeruk, dan cabai sebelum dimasak dalam kuah kari yang kental serta gurih.

Sie itek memiliki cita rasa khas dengan daging itik yang lembut dan kuah kari kaya rempah. Makanan khas Aceh ini sering muncul di meja makan saat perayaan adat atau acara keluarga besar yang umumnya dihidangkan bersama nasi putih dan sambal.